A.
LATAR BELAKANG
Dewasa ini moral bangsa ini
semakin hancur dan hilang hal ini terbukti dengan adanya perilaku-perilaku
amoral yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia terutama kaum muda. Sikap
amoral yang sekarang semakin merajalela di kehidupan masyarakat dan malah sudah
dianggap biasa dan wajar dalam kehidupan masyarakat. Hal ini tidak terlepas
dari kesalahan orang tua dalam mendidik anaknya yang membiarkan begitu saja
tanpa dibekali adanya pengetahuan- pengetahuan agama yang dijadikan pedoman hidup
dalam mengarunggi kehidupanya didunia.
Pada makalah ini dibahas
mengenai akhlak terhadap diri sendiri semoga dengan adanya makalah ini dapat
mempermudah kita dalam berakhlak kepada diri kita, dan dapat menjadikan kita
menjadi orang yang benar-benar berakhlak dan menjadi seorang muslim yang
benar-benar bertakwa kepada Allah SWT.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud akhlak terhadap diri sendiri?
2. Jelaskan Macam macam akhlak terhadap
diri sendiri?
3. Bagaimana cara memelihara akhlak
terhadap diri sendiri?
4. Apa saja
manfaat akhlak terhadap diri sendiri?
5. Apa
Pengetian akhlak terhadap oang tua
6. Bagaimana
akhlak kepada orang tua?
B. Tujuan
1.
Supaya kita tahu apa itu akhlak terhadap diri sendiri.
2.
Untuk mengetahui bagaimana berakhlak terhadap diri
sendiri danorang tua.
PEMBAHASAN
AKHLAK TERHADAP RANG TUA DAN DIRI
SENDIRI
A. PENGERTIAN
AKHLAK PADA DIRI SENDIRI
Menurut etimologi kata
akhlak berasal dari bahasa Arab اخلاق
bentuk jamak dari mufradnya khuluq خلق
yang berarti “budi pekerti”. Sedangkan menurut terminologi, kata “budi
pekerti”, budi adalah yang ada pada manusia, berhubungan dengan kesadaran yang
didorong oleh pemikiran, ratio. Budi
disebut juga karakter. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia
karena didorong oleh perasaan hati yang disebut behaviour. Jadi, budi
pekerti adalah perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada
karsa dan tingkah laku manusia
Manusia sebagai makhluk
Allah mempunyai kewajiban terhadap dirinya sendiri. Namun bukan berarti
kewajiban ini lebih penting daripada kewajiban kepada Allah. Dikarenakan
kewajiban yang pertama dan utama bagi manusia adalah mempercayai dengan
keyakinan yang sesungguhnya bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”. Keyakinan
pokok ini merupakan kewajiban terhadap Allah sekaligus merupakan kewajiban manusia
bagi dirinya untuk keselamatannya.
Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa
bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita melakukan hal-hal yang bisa membuat
tubuh kita menderita. Seperti; terlalu banyak bergadang, sehingga daya tahan
tubuh berkurang, merokok, yang dapat menyebabkan paru-paru kita rusak,
mengkonsumsi obat terlarang dan minuman keras yang dapat membahyakan jantung
dan otak kita. Untuk itu kita harus bisa bersikap atau beraklak baik terhadap
tubuh kita. Selain itu sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa
bersifat psikis. Misalkan iri, dengki , munafik dan lain sebagainya. Hal itu
semua dapat membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan penyakit hati yang
harus kita hindari.
B. MACAM-MACAM
AKHLAK SEORANG MUSLIM PADA DIRI SENDIRI
1. Berakhlak Terhadap Jasmani
a. Senantiasa Menjaga Kebersihan
Islam menjadikan
kebersihan sebagian dari Iman. Seorang muslim harus bersih/ suci badan,
pakaian, dan tempat, terutama saat akan melaksanakan sholat dan beribadah
kepada Allah, di samping suci dari kotoran, juga suci dari hadas.
b. Menjaga Makan dan Minumnya
Makan dan minum
merupakan kebutuhan vital bagi tubuh manusia, jika tidak makan dan minum dalam
keadaan tertentu yang normal maka manusia akan mati.
Allah SWT memerintahkan
kepada manusia agar makan dan minum dari yang halal dan tidak berlebihan.
Sebaiknya sepertiga dari perut untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan
sepertiga untuk udara.
c. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan bagi
seorang muslim adalah wajib dan merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT
dan sekaligus melaksanakan anmanah dari-Nya. Riyadhah atau latihan jasmani
sangat penting dalam penjagaan kesehatan, walau bagaimnapun riyadhah harus
tetap dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh Islam. Orang mukmin yang
kuat, lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT daripada mukmin yang lemah.
Dari sahabat Abu
Hurairah, Bersabda Rasulullah, “Mu’min yang kuat lebih dicintai
Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan.
Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan
kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka
katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan
apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”. (HR. Muslim)
d. Berbusana Yang Islami
Manusia mempunya budi,
akal dan kehormatan, sehingga bagian-bagian badannya ada yang harus ditutupi
(aurat) karena tidak pantas untuk dilihat orang lain. Dari segi kebutuhan
alaminya, badan manusia perlu ditutup dan dilindungi dari gangguan bahaya alam
sekitarnya, seperti dingin, panas, dll. Karena itu Allah SWT memerintahkan
manusia menutup auratnya dan Allah SWT menciptakan bahan-bahan di alam ini
untuk dibuatb pakaian sebagai penutup badan.
2. Berakhlak Terhadap Akal
a. Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu merupakan salah satu kewajiban bagi
setiap muslim, sekaligus sebagai bentuk akhlak seorang muslim. Muslim yang
baik, akan memberikan porsi terhadap akalnya yakni berupa penambahan
pengetahuan dalam sepanjang hayatnya. Sebuah hadits Rasulullah SAW
menggambarkan :
( مسلم )رواه ابن ماجه طلب العلم فريضة على كل
Artinya : “Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi
setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)
Seorang mu’min, tidak
hanya mencari ilmu dikarenakan sebagai satu kewajiban, yang jika telah selesai kewajibannya
maka setelah itu sudah dan berhenti. Namun seorang mu’min adalah yang
senantiasa menambah dan menambah ilmunya, kendatipun usia telah memakan
dirinya. Menuntut ilmu juga tidak terbatas hanya pada pendidikan formal
akademis namun dapat dilakukan di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.
b. Memiliki Spesialisasi Ilmu Yang Dikuasai
Setiap muslim perlu
mempelajari hal-hal yang memang sangat urgen dalam kehidupannya. Menurut Dr.
Muhammad Ali Al-Hasyimi (1993 : 48), hal-hal yang harus dikuasai setiap muslim
adalah : Al-Qur'an, baik dari segi bacaan, tajwid dan tafsirnya; kemudian ilmu
hadits; sirah dan sejarah para sahabat; fikih terutama yang terkait dengan
permasalahan kehidupan, dan lain sebagainya. Setiap muslim juga harus memiliki
bidang spesialisasi yang harus ditekuninya. Spesialisasi ini tidak harus
bersifat ilmu syariah, namun bisa juga dalam bidang-bidang lain, seperti
ekonomi, tehnik, politik dan lain sebagainya. Dalam sejarahnya, banyak diantara
generasi awal kaum muslimin yang memiliki spesialisasi dalam bidang tertentu.
c. Mengajarkan Ilmu Pada Orang Lain
Termasuk akhlak muslim
terhadap akalnya adalah menyampaikan atau mengajarkan apa yang dimilikinya
kepada orang yang membutuhkan ilmunya.
Firman Allah SWT :
Artinya : “Dan Kami
tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu
kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui” (An-Nahl:43)
d. Mengamalkan Ilmu Dalam Kehidupan
Diantara tuntutan dan
sekaligus akhlak terhadap akalnya adalah merealisasikan ilmunya dalam “alam
nyata.” Karena akan berdosa seorang yang memiliki ilmu namun tidak
mengamalkannya.
Firman Allah SWT :
Artinya : “Wahai
orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff)
3. Berakhlak Terhadap Jiwa
a. Bertaubat Dan Menjauhkan Diri Dari Dosa Besar
Taubat adalah
meninggalkan seluruh dosa dan kemaksiatan, menyesali perbuatan dosa yang telah
lalu dan berkeinginan teguh untuk tidak mengulangi lagi perbuatan dosa tersebut
pada waktu yang akan datang. Allah SWT berfirman :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari
ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mu'min yang bersama dia;
sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil
mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS.
At-Tahrim : 8)
Adapun yang termasuk dosa-dosa besar
diantaranya :
1) Syirik
2) Kufur
3) Nifak
4)
Riddah
5) Fasik
6) Berzina dan menuduh orang berzina
7) Membunuh manusia
8) Bersumpah palsu
b. Bermuraqabah
Muraqabah adalah rasa
kesadaran seorang muslim bahwa dia selalu diawasi oleh Allah SWT. Dengan
demikian dia tenggelam dengan pengawasan Allah dan kesempurnan-Nya
sehingga ia merasa akrab, merasa senang, merasa berdampingan, dan menerima-Nya
serta menolak selain Dia.
c.
Bermuhasabah
Yang dimaksud dengan
muhasabah adalah menyempatkan diri pada suatu waktu untuk menghitung-hitung
amal hariannya. Apabila terdapat kekurangan pada yang diwajibkan kepadanya maka
menghukum diri sendiri dan berusaha memperbaikinya. Kalau termasuk yang harus
diqadha maka mengqadhanya. Dan bila ternyata terdapat sesuatu
yang terlarang maka memohon ampun, menyesali dan berusaha tidak mengulangi
kembali. Muhasabah merupakan salah satu cara untuk memperbaiki diri, membina,
menyucikan, dan membersihkannya.
Firman Allah SWT :
d. Mujahadah
Mujahadah adalah
berjuang, bersungguh-sungguh, berperang melawan hawa nafsu. Hawa nafsu
senantiasa mencintai ajakan untuk terlena, menganggur, tenggelam dalam nafsu
yang mengembuskan syahwat, kendatipun padanya terdapat kesengsaraan dan
penderitaan. Jika seorang Muslim menyadari bahwa itu akan menyengsarakan
dirinya, maka dia akan berjuang dengan menyatakan perang kepadanya untuk
menentang ajakannya, menumpas hawa nafsunya.
C.
CARA
MEMELIHARA AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
1. Sabar
1. Sabar
yaitu perilaku seseorang terhadap dirinya
sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang
menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah , menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah. .
2. Syukur
2. Syukur
yaitu sikap
berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung
banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan
ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan
perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah
3. Tawaduk
yaitu rendah hati, selalu menghargai
siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk
melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa
diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
4. Shidiq
4. Shidiq
artinya benar atau jujur. Seorang muslim harus
dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin ,yaitu benar hati
,benar perkataan dan benar perbuatan. .
5. Amanah
5. Amanah
artinya dapat dipercaya. Sifat amanah memang
lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang, semakin pudar
pula sifat amanah pada dirinya. Antara keduanya terdapat ikatan yang sangat
erat sekali. Rosulullah SAW bersabda bahwa “
tidak (sempurna) iman seseorang yang
tidak amanah, dan tidak (sempurna) agama orang yang tidak menunaikan janji . ”( HR .
Ahmad )
6. Istiqamah
6. Istiqamah
yaitu sikap teguh dalam mempertahankan
keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan
godaan. Perintah supaya beristiqamah dinyatakan dalam Al-Quran pada surat Al-
Fushshilat ayat 6 yang artinya “ Katakanlah bahwasanya aku hanyalah seorang
manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan
Yang Maha Esa, maka istiqamahlah menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang
bersekutukan-Nya”
7. Iffah
7. Iffah
yaitu
menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak, dan menjatuhkannya. .
8. Pemaaf
yaitu sikap
suka member maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci
dan keinginan untuk membalas
D. MANFAAT
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI
1. Berakhlak terhadap jasmani
a. jauh dari
penyakit karena sering menjaga kebersihan
b. tubuh
menjadi sehat dan selalu bugar
c. menjadikan
badan kuat dan tidak mudah lemah
2. Berakhlak terhadap akalnya:
a. memperoleh
banyak ilmu
b. dapat
mengamalkan ilmu yang kita peroleh untuk orang lain
c. membantu
orang lain
d. mendapat
pahala dari Allah SWT
3. Berakhlak terhadap jiwa:
a. selalu dalam
lindungan Allah SWT
b. jauh dari
perbuatan yang buruk
c. selalu ingat kepada Allah SWT
E.PENGERTIAN AKHLAK TERHDAP ORANG
TUA
Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu Al-khulq,
Al-khuluq yang
mempunyai arti watak, tabiat. Secara Istilah Akhlak menurut Ibnu MaskawiAkhlak adalah sesuatu keadaan bagi jiwa
yang mendorong ia melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa melalui
pikiran dan pertimbangan.
Sedangkan yang dimaksud kedua orang tua
adalah Bapak Ibu baik itu dari keturunan (Nasab) atau susuan, baik keduanya
orang muslim ataupun kafir, termasuk juga kedua orang tua adalah nenek dan
kakek dari kedua belah pihak.
Menurut Ad-Durjani Birul Walidain adalah mengormati dan berbakti kepada
kedua orang tua.
Menurut Imam As-Syafii Birul Walidain adalah berbakti kepada orang tua baik
yang masih hidup ataupun yang telah meninggal dunia.
Menurut Muhammad Abduh Birul Walidain adalah taat melaksanakan apa-apa yang
diperintahkan oleh kedua orang tua dalam kebaikan.
Menurut Ibnu Qoyim Birul Walidain adalah Berbakti kepada kedua orang tua
semata-mata karena Allah SWT.
Jadi bisa
disimpulkan bahwa Akhlak kepada Orang Tua adalah Menghormati dan menyayangi
mereka berdua dengan sopan santun dan berbakti kepada keduanya dalam keadaan
hidup dan dalam keadaan sudah meninggal dunia.
Rosulullah SAW menjelaskan dalam
Haditsnya bahwa Kita harus menghormati kedua orang tua :
“ Hormatilah Bapak dan Ibumu “
F. HAK HAK YANG WAJIB DI LAKSANAKAN
SEMASA HIDUP ORANG TUA DAN SETELAH MENINGGAL
Adapun beberapa hal yang wajib
dilakukan oleh seorang terhadap orang tua yaitu:
1. Hak
Semasa Hidup Orang Tua
a. Menaati
mereka selama tidak mendurhakai Allah Ta’ala
b. Berbakti dan merendahkan diri di
hadapan orang tua
c.
Berbicara
dengan lemah lembut di hadapan mereka
d.
Menyediakan
makanan untuk mereka
e. Meminta
izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainny
f. Memberikan
harta kepada orang tua sebesar yang mereka inginkan
g. Membuat
keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang dicintainya.
h. Memenuhi
sumpah / Nazar kedua orang tua
i.
Tidak Mencaci maki kedua orang tua.
j.
Mendahulukan berbakti kepada kedua orang tua
daripada berbuat baik kepada istri.
2. Hak
Setelah Orang Tua Meninggal
a.
Mengurus
jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya, karena hal ini merupakan bakti
seorang anak kepada kedua orang tuanya.
b.
Beristighfar
(memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua, karena merekalah
orang yang paling utama untuk didoakan agar Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa
mereka dan menerima amal baik mereka.
c.
Menunaikan
janji dan wasiat kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa hidup mereka, dan
melanjutkan amal-amal baik yang pernah mereka kerjakan selama hidup mereka.
Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amal baik
tersebut dilanjutkan.
d.
Memuliakan
teman atau sahabat dekat kedua orang tua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah
seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya
setelah ayahnya meninggal”. (HR. Muslim)
e.
Menyambung
tali silaturrahim dengan kerabat Ibu dan Ayah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim ayahnya
yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara
ayahnya setelah ia meninggal”. (HR. Ibnu Hibban).
A. KESIMPULAN
Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai kewajiban terhadap dirinya sendiri.
Namun bukan berarti kewajiban ini lebih penting daripada kewajiban kepada
Allah. Dikarenakan kewajiban yang pertama dan utama bagi manusia adalah
mempercayai dengan keyakinan yang sesungguhnya bahwa “Tiada Tuhan melainkan
Allah”. Keyakinan pokok ini merupakan kewajiban terhadap Allah sekaligus
merupakan kewajiban manusia bagi dirinya untuk keselamatannya.
Akhlak
terhadap orang tua merupakan akhlak yang
sangat penting, hingga dosa dari berbuat durhaka kepada orang tua berada di
tingkat kedua setelah dosa menyekutukan Allah.
Ibu merupakan orang tua yang wajib
kita hormati, atas apa yang telah beliau berikan kepada kita dari mengandung
kita selama sekitar 9 bulan 10 hari hingga sekarang. Penerapan dalam akhlak
menghormati orang tua sangat diperlukan karena itu merupakan kewajiban kita
sebagai seorang muslim.
DAFTAR PUSTAKA
www.google/search.akidahakhlak.akhlakterhadaporangtua.dandirisendiri.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar